BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Transportasi
Banyak teori yang dikeluarkan oleh para penemu mengenai transportasi, namun pada dasarana transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Pada umumnya, alat transportasi dibagi menjadi 3 macam, yaitu transportasi udara, darat, dan laut. Transportasi udarah contohnya adalah pesawat terbang, helicopter, balon udara, dan lainnya. Contoh dari transportasi darat diantaranya mobil, bis, truk, kreta api. Sedangkan untuk jenis transportasi laut adalah kapal laut feri, kapal selam, dan sampan. Dalam perngoprasiannya, alat-alat transportasi tersebut ditunjang oleh prasarana yang berfungsi sebagai tempat naik turunnya manusia atau barang dari sebuah wahana.
Prasarana juga dapat dibedakan berdasarkan jenis transportasi yang singgah di sana. Contohnya alat transportasi laut ditunjang dengan prasarana berupa pelabuhan dan galangan kapal. Kemudian untuk transportasi udara adalah Bandar udara, dan helipad. Sedangkan untuk transportasi darat memiliki fasilitas prasarana lebih banyak dibandingkan dengan system transportasi lainnya, diantaranya adalah jalan raya, rel, terminal, stasiun kreta api, dan halte. Selain ditunjang dengan berbagai macam prasarana, system transportasi juga ditunjang dengan prana luar seperti organisasi yang mengatur jalannya kegiatan transportasi. Di Indonesia ada banyak prana luar yang bertanggungjawab mengatur jalannya kegiatan transportasi, contohnya adalah Departemen Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Dephub, Komisi Nasional Keselamatan Transpotasi, dan PT. Kereta Api.
2.2 Definisi Transportasi Udara
Pesawat terbang yang lebih berat dari udara diterbangkan pertama kali oleh Wright Bersaudara (Orville Wright dan Wilbur Wright) dengan menggunakan pesawat rancangan sendiri yang dinamakan Flyer yang diluncurkan pada tahun 1903 di Amerika Serikat. Selain Wright bersaudara, tercatat beberapa penemu pesawat lain yang menemukan pesawat terbang antara lain Samuel F Cody yang melakukan aksinya di lapangan Fanborough, Inggris tahun 1910. Sedangkan untuk pesawat yang lebih ringan dari udara sudah terbang jauh sebelumnya. Penerbangan pertama kalinya dengan menggunakan balon udara panas yang ditemukan seorang berkebangsaaan Perancis bernama Joseph Montgolfier dan Etiene Montgolfier terjadi pada tahun 1782, kemudian disempurnakan seorang Jerman yang bernama Ferdinand von Zeppelin dengan memodifikasi balon berbentuk cerutu yang digunakan untuk membawa penumpang dan barang pada tahun 1900. Pada tahun tahun berikutnya balon Zeppelin mengusai pengangkutan udara sampai musibah kapal Zeppelin pada perjalanan trans-Atlantik di New Jersey 1936 yang menandai berakhirnya era Zeppelin meskipun masih dipakai menjelang Perang Dunia II. Setelah zaman Wright, pesawat terbang banyak mengalami modifikasi baik dari rancang bangun, bentuk dan mesin pesawat untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara.Pesawat komersial yang lebih besar dibuat pada tahun 1949 bernama Bristol Brabazon.Sampai sekarang pesawat penumpang terbesar di dunia di buat oleh airbus industrie dari eropa dengan pesawat A380.
2.3 Bandar Udara
Bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas prasarana tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat, juga sebagai tempat naik turunnya manusia atau barang dari pesawat terbang. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".
Ada beberapa Fasilitas bandara yang sangat penting ketersediaannya, terutama dalam pembangunan Bandar udara internasional, fasilitas terebut diantaranya adalah :
1. landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandara perintis yang melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 15 meter, misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandara yang agak ramai dipakai konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 20 meter. Pesawat yang dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb. Pada bandara yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandara international terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas.
2. Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan terminal, sedangkan taxiway menghubungkan apron dan run-way. Konstruksi apron umumnya beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari pesawat
3. Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.
4. Karena dalam bandara sering terjadi kecelakaan, maka diseduiakan unit penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan pemadan kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran, ambulance, dll. peralatan penolong dan pemadam kebakaran
5. Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.
6. Terminal Bandara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang datang atau pergi. Di dalamnya terdapat counter check-in, (CIQ, Carantine - Inmigration - Custom) untuk bandara internasional, dan ruang tunggu serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Di bandara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui belalai. Di bandara kecil, penumpang naik ke pesawat melalui tangga yang bisa dipindah-pindah.
7. Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan terminal Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput, termasuk taksi
2.4 Sistem Keselamatan Bandara
Keselamatan adalah suatu keadaan aman, dalam suatu kondisi yang aman secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politis, emosional, pekerjaan, psikologis, ataupun pendidikan dan terhindar dari ancaman terhadap faktor-faktor tersebut. Untuk mencapai hal ini, dapat dilakukan perlindungan terhadap suatu kejadian yang memungkinkan terjadinya kerugian ekonomi atau kesehatan. Dalam penerbangan, keamanan penerbangan adalah factor yang harus menjadi prioritas. Karena keamanan penerbangan tidak hanya berpengaruh kepada awak pesawat saja, melainkan juga berpengaruh terhadap segala sesuatu yang ada di daratan. Oleh karena itu, produk yang digunakan saat penerbangan harus memenuhi standar yang sudah ditetapkan.
Namun perlu dilakukan pembedaan antara produk yang memenuhi standar, yang aman, dan yang dirasakan aman. Pada umumnya, terdapat tiga jenis keadaan:
1. Keselamatan normatif digunakan untuk menerangkan produk atau desain yang memenuhi standar desain.
2. Keselamatan substantif digunakan untuk menerangkan pentingnya keadaan aman, meskipun mungkin tidak memenuhi standar.
3. Keselamatan yang dirasakan digunakan untuk menerangkan keadaan aman yang timbul dalam persepsi orang. Sebagai contoh adalah anggapan aman terhadap keberadaan rambu lalu lintas. Namun, rambu-rambu ini dapat menyebabkan kecelakaan karena menyebabkan pengemudi kendaraan gugup.
Keselamatan umumnya didefinisikan sebagai evaluasi dampak dari adanya risiko kematian, cedera, atau kerusakan pada manusia atau benda. Resiko ini dapat timbul karena adanya situasi yang tidak aman atau tindakan yang tidak aman. Contoh dari situasi yang tidak aman adalah lingkungan kerja yang sangat bising, lingkungan kerja dengan kondisi ekstrim (bertemperatur sangat tinggi atau rendah atau bertekanan tinggi) atau terdapat senyawa kimia yang berbahaya. Sebagai respons dari risiko ini, berbagai tindakan diambil sebagai pencegahan. Respons yang diambil umumnya berupa respons secara teknis dan keluarnya peraturan.
Namu segala sesuatnya hanya tuhan yang dapat mengetahuinya, manusia hanya bisa berencana. Namun sebagai tindakan pencegahan akhir, dilakukan asuransi, yang akan memberikan kompensasi atau restitusi bila terjadi kecelakaan atau kerusakan.
Sistem keselamatan adalah cabang ilmu teknik. Perubahan teknologi secara kontinu, peraturan lingkungan serta perhatian terhadap keselamatan publik menyebabkan berkembangnya sistem keselamatan. Keselamatan umumnya dipandang sebagai gabungan dari berbagai aspek: kualitas, kehandalan, ketersediaan, kestabilan dan keamanan. Dalam suatu pabrik, umumnya terdapat departemen SHE (safety, health, and environment) yang merancang dan mengatur sistem keselamatan pabrik.
2.5 Isu Perencanaan Transportasi
Ada banyak isu kompleks mengenai perencanaan transportasi di Indonesia, diantarnya masalah struktur organisasi. Di dalam organisasi terdapat lebih dari satu penentu kebijakan dan masing-masing memiliki perilaku yang berbeda-beda. Skala pelayanan transportasipun menjadi masalah yang cukup kompleks, organisasi transportasi dihadapkan pada pilihan perencanaan operasi pelayanan yang meliputi lokasi, rute, penjadwalan, penentuan tarif, periklanan, dan pelayanan khusus. Selain masalah dalam organisasi tersebut, masalah juga muncul dari pengoprasian transportasi. Pengoprasian transportasi membutuhkan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui, berupa bahan bakar fosil yang jumlahnya terbatas dan semakin menipis. Dampak yang ditimbulkan alat transportasi terhadap lingkunganpun menjadi masakah yang sanagat kompleks. Alat transportasi yang menggunakan mesin berbahan bakar fosil, menghasilkan emisi gas buang berupa CO2 yang dapat menyebabkan rusaknya lingkungan. Masalah tersebut tidak berhenti sampai pada rusaknya lingkungan, gas buang kendaraan bermotor yang merupakan gas rumah kaca yang dapat menyebabkan meningkatnya suhu permukaan bumi (pemanasan global).
Selain dampak fisik berupa kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh polusi udara, dampak-dampak lain seperti keresahan masyarakat juga menjadi masalah bagi system kerja transportasi. Getaran yang ditimbulkan oleh alat transportasi, menjadi masalah bagi masyarakat yang merasakan getaran tersebut. Juga suara bising yang dikeluarkan oleh mesin kendaraaan, hal tersebut menjadi perhitungan masalah yang potensial dalam setiap perencanaan sarana transportasi.
2.6 Isu Transportasi
a. Kemacetan
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota – kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya Jakarta dan Bangkok (wikipedia.org). Kemacetan ini biasanya terjadi di kota – kota besar dengan penduduk yang padat.
Menurut wikipedia.org kemacetan dapat disebabkan oleh:
· Arus yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan.
· Terjadi kecelakaan lalu lintas sehingga terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas.
· Terjadi banjir sehingga kendaraan memperlambat kendaraan
· Ada perbaikan jalan.
· Bagian jalan tertentu yang longsor.
· Kepanikan seperti kalau terjadi isyarat sirene tsunami.
Kemacetan lalu lintas akan selalu menimbulkan dampak negatif, baik terhadap pengemudinya sendiri maupun ditinjau dari segi ekonomi dan lingkungan. Bagi pengemudi kendaraan, kemacetan akan menimbulkan ketegangan (stress). Selain itu juga akan menimbulkan dampak negatif ditinjau dari segi ekonomi yang berupa kehilangan waktu karena waktu perjalanan yang lama serta bertambahnya biaya operasi kendaraan (bensin, perawatan mesin) karena seringnya kendaraan berhenti. Selain itu, timbul pula dampak negatif terhadap lingkungan yang berupa peningkatan polusi udara karena gas racun CO serta peningkatan gangguan suara kendaraan (kebisingan). Pedal rem dan gas yang silih berganti digunakan akan menyebabkan penambahan polusi udara serta kebisingan karena deru suara kendaraan. Kemudian untuk menghilangkan stress, para pengemudi akan lebih sering menggunakan klakson sehingga menimbulkan kebisingan.
b. Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang tidak sengaja terjadi. Dan kecelakaan lalu lintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan bermotor bersinggungan atau bertabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kadang kecelakaan ini dapat mengakibatkan luka - luka atau kematian manusia atau binatang. Faktor – faktor yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas (menurut wikipedia.org) adalah faktor manusia, faktor jalan, faktor kendaraan, dan juga faktor cuaca.
2.7 Isu Sistem Kegiatan
a. Penumpukan kuantitas & kualitas kegiatan
· Urbanisasi.
Banyak orang – orang desa yang berurbanisasi ke kota dengan berbagai alasan, seperti mencari pekerjaan atau pendidikan. Hal ini menyebabkan adanya transportasi dari desa menuju kota. Sehingga jika semakin banyak orang – orang yang berurbanisasi maka makin banyak juga transportasi yang terjadi. Penumpukan kegiatan ini bisa menyebabkan masalah lalu lintas yaitu kemacetan.
· Ribbon development.
Ribbon development adalah pola pembangunan yang memanjang mengikuti jalan (linier). Fenomena ribbon development menimbulkan arus pergerakan yang sangat besar, dan implikasinya adalah kemacetan lalu lintas regional.
b. Penyebaran kuantitas & kualitas kegiatan
· Tersebarnya pusat-pusat kegiatan
Letak pusat – pusat kegiatan yang menyebar menyebabkan rendahnya volume pergerakan orang atau barang karena tidak terjadi penumpukan pergerakan ke satu tempat pusat kegiatan.
c. Lain-lain
· Kesenjangan kota vs desa/wilayah sekitar
Kesenjangan antara kota dengan desa/ wilayah di sekitar kota itu menyebabkan adanya urbanisasi yang tinggi sehingga bisa terjadi penumpukan kuantitas & kualitas kegiatan yang dapat menimbulkan masalah lalu lintas yaitu kemacetan.
· Kesenjangan antar kota/wilayah
Kesenjangan antar kota/wilayah juga dapat menyebabkan kemacetan karena banyak pergerakan orang atau barang dari suatu kota/wilayah ke kota/wilayah yang lain.
2.8 Organisasi Transportasi
Organisasi transportasi dibedakan menjadi 3 fungsi, yaitu sebagai penyedia perangkutan dan sebagai penawar jasa pengangkutan kepada calon penumpang. Yang kedua sebagai penyedia prasarana yang menunjang berlangsungnya operasional transportasi, seperti penyediaan terminal, Bandar udara, jalan, dan rel kereta api. Dan yang ketiga adalah sebagai perencana yang bertugas merencanakan dan mengontrol jalannya kegiatan transoprtasi dan penyedia fasilitas.
Tingkat tertinggi dari organisasi ini adalah pemerintah pusat, dimana umumnya mempunyai departemen transportasi yang mempunyai tanggung jawab atas penentuan kebijakan transportasi secara nasional. Mereka bertugas merumuskan dan mengeluarkan aturan, juga meneliti masalah pembiayaan . namun pemerintah daerah dan local juga memiliki peran penting terhadap kegiatan perencanaan transportasi di daerah masing-masing, juga melakukan investasi berupa pambangunan jalan, terminal, dan Bandar udara.
2.9 Komponen Sistem Transportasi
Terdapat beberapa komponen komponen transportasi dan alat transportasi yang diproduksi, namun system transportasi memiliki sejumlah komonen funsional yang umum, sehingga alasan itulah yang menyebabkan adanya suatu bidang transportasi sebagai tambahan terhadap bidang tertentu yang lebih khusus membahas komponen dasar tersebut dan cara komponen tersebut dirakit agar system transportasi dapat berfungsi. Komponen yang pertama adalah teknologi transportasi, suatu teknologi transportasi harus mamou untuk melakukan tiga fungsi penting. Yaitu, memberikan mobilitas kepada obyek yang akan diangkut, berupa penumpang ataupun barang. Kemudian mengadakan kontrol terhadap arah dan kecepatan gerak (lokomosi). Dan yang paling penting, melindungi obyek dari kerusakan.
Komponen lainnya adalah system rtansportasi. Ada 2 hal yang harus selalu tersedia dalam system transportasi, yaitu benda dan jalur dimana benda tersebut bergerak. Benda tadi adalah yang harus digerakan oleh penumpang atau barang, dan jalur gerak adalah lokasi dalam ruang dimana gerakan tadi terjadi.
Ada juga komponen transportasi berupa jaringan tranportasi. Jaringan transportasi berfungsi sebagai pelengkap sarana transportasi yang berupa jaringan jalan. Jaringan ialah suatu konsep matematis yang dapat digunakan untuk menerangkan secara kuantitatif system transportasi dan system lainnya yang mempunyai karakteristik ruang. Jaringan transportasi terutam aterdiri dari simpul (nude) dan ruas (link). Simpul mewakili suatu titik tertentu pada ruang. Sedangkan ruas adalah garis yang menghubungkan simpul-simpul.
Komponen yang terahir adalah kendaraan dan peti kemas
2.10 Unsur – Unsur Transportasi
Ada lima unsur pokok transportasi (Sukarto,2006) , yaitu:
a) Manusia, yang membutuhkan transportasi
b) Barang, yang diperlukan manusia
c) Kendaraan, sebagai sarana transportasi
d) Jalan, sebagai prasarana transportasi
e) Organisasi, sebagai pengelola transportasi
Pada dasarnya, ke lima unsur di atas saling terkait untuk terlaksananya transportasi, yaitu terjaminnya penumpang atau barang yang diangkut akan sampai ke tempat tujuan dalam keadaan baik seperti pada saat awal diangkut.
2.11 Moda Transportasi
Moda transportasi terbagi atas tiga jenis (Sukarto 2006), yaitu:
a. Transportasi darat: kendaraan bermotor, kereta api, gerobak yang ditarik oleh hewan (kuda, sapi, kerbau), atau manusia.
Moda transportasi darat dipilih berdasarkan faktor-faktor:
- Jenis dan spesifikasi kendaraan
- Jarak perjalanan
- Tujuan perjalanan
- Ketersediaan moda
- Ukuran kota dan kerapatan permukiman
- Faktor sosial-ekonomi
b. Transportasi air (sungai, danau, laut): kapal, tongkang, perahu, rakit.
c. Transportasi udara: pesawat terbang.
Transportasi udara dapat menjangkau tempat - tempat yang tidak dapat ditempuh dengan transportasi darat atau laut. Di samping itu, jenis transportasi udara mampu bergerak lebih cepat dan mempunyai lintasan yang lurus, serta praktis bebas hambatan.
Dasar pemilihan moda adalah :
1. Perjalanan, yang berkaitan dengan waktu, maksud perjalanan, dan jarak.
a. Pada jalan raya, dapat digunakan untuk jarak yang relatif lebih pendek hingga menengah, biaya relatif lebih murah untuk jarak perjalanan yang pendek.
b. Pada jalan rel, biasanya digunakan untuk jarak menengah dan jauh dengan biaya yang lebih murah.
c. Pada kapal/feri, digunakan untuk jarak menengah – jauh.
d. Pada pesawat, digunakan untuk jarak jauh.
2. Pelaku perjalanan, yang dipengaruhi oleh income (pendapatan), car ownership (kepemilikan kendaraan), social standing, dan kepadatan perumahan.
3. Sistem Transportasi, yang dipengaruhi oleh perbedaan waktu tempuh, tingkat pelayanan, dan biaya.
Jika diinginkan agar sebagian besar pengguna jalan menggunakan angkutan umum, maka harus direncanakan agar angkutan umum menjadi lebih menarik dan tetap menjadi pilihan utama walaupun seseorang telah memiliki kendaraan pribadi.
2.12 Sejarah Trasnsportasi Udara
Manusia sudah lama memiliki angan-angan untuk dapat terbang di udara sejak abad ke-6, dan berusaha mencari cara untuk melakukannya.
banyak cara yang dilakukan manusia pada masa itu, dengan tujuan dapat terbang di udara dan melihat keindahan daratan dari ketinggian. Usaha yang dilakukanpun sangan mengagumkan, mulai dari ide-ide yang konyol hingga ide yang sangat cemerlang mereka coba.
salah satu usaha yang dilakukan manusia pada abad ke-6, kurang lebih pada tahun 559 adalah menerbangkan manusia dengan mengunakan layang-layang. Dia adalah seorang pangeran asal cina yang bernama Yuan Huangtou. Dia diterbangkan dari puncak sebuah menara dan hal yang ia lakukan ini berhasil,
sang pangeran bisa terbang beberapa saat hingga melewati tembok kota, dan berhasil
mendarat dengan selamat. Untuk melakukan hal tersebut, dibutuhkan layang-layang yang sangat besar untuk dapat menerbangkan seorang manusia.
Kemudian percobaan berikutnya dilakukan oleh seorang muslim asal spanyol bernama Abbas Ibnu Fitnas, yang mencoba melakukan penerbangan dengan cara memasang sayap di kedua lengannya menyerupai burung. Kemudian ia melompat dari puncak menara Mesjid Raya di Cordoba, Spanyol. Namun percobaan itu gagal dan ia terjatuh, beruntung percobaan yang dilakukan pada abad ke-9 kurang lebih pada tahun 852 tidak merenggut nyawanya. Hal tersebut dikarenakan Abbas Ibnu Fitnas menggunakan pakaian yang mampu menahan lajunya ketika terjatuh. Hal tersebutlah yang menjadi cikal-bakal terciptanya parasut yang digunakan pada masa sekarang.
Tahun 875 Abbas Ibnu Fitnas mencoba kembali usahanya dengan cara yang jauh berbeda, kali ini ia menggunakan pesawat terbang layang. Ia melakukan percobaannya dari gunung Jabal al Arus yang sekarang bernama Mount of the bride. Percobaan kali ia berhasil terbang dan berputar-putar di udara, namun ia gagal melakukan pendaratan. Hingga akhirnya ia mengalami cedera punggung yang sangat parah.
Selain usaha yang sudah dilakukan pada abad ke-6 dan 9, pada abad ke-15 tepatnya pada tahun 1496 juga ada seorang penemu dan seniman asal Italia bernama Leonardo Da Vinci yang mencoba mereka-reka dan mendesain beberapa bentuk alat terbang dan pesawat, hal ini dia tuangkan dalam gambar dan sketsa, namun sayang sejarah membuktikan bahwa tidak ada bukti otentik atas rancangannya yang ia wujudkan.
Hingga pada abad ke-17 pada tahun 1630-1632, seorang yang bernama Hezarfen
Ahmad Celebi yang berasal dari Istanbul turki berhasil mengendarai Pesawat Terbang Layang meyebrangi Jembatan
Bosporus. Ia terbang melompat dan meluncur dari puncak menara Galata yang tingginya
mencapai 55 meter. Sungguh luar biasa ia berhasil
terbang sejauh 3 kilometer dan mendarat dengan selamat, sungguh prestasi yang luar
biasa pada masa itu.
Waktu terus bergulir, penemuan demi penemuanpun terus berkembang. Manusia semakin berpikir kreatif dan cerdas, demi menemukan sebuah alat yang dapat membawa manusia terbang dengan aman. Hingga munculah sebuah ide membuat balon udara pada abad ke-18 tepatnya pada tahun 1783, oleh dua bersaudara Jean Francois Pilatre de Rozier dan Francois Laurent d’Arlandes. Mereka berhasil terbang sejauh 8 kilometer dengan menggunakan bahan bakar kayu bakar, namun balon ini masih belum memiliki kemudi untuk mengendalikan laju balon, balon tersebut masih mengandalkan angin untuk bergerak.
Pada abad ke-19 seorang yang bernama Montgomery berhasil mengembangkan penemuan pesawat layang yang sudah ditemukan sejak abad ke-9, Montgomery berhasil menyempurnakan pesawat layang dengan memberikan pengendali hingga pesawat tersebut dapat dikendalikan oleh sang pengendara ke arah yang diinginkan. Memasuki abad ke-20 Wilbur Wright
bersaudara berhasil menciptakan pesawat bermesin, setelah keduanya melakukan percobaan sebanyak rausan kali. Semenjak itu, terbang di udara dan melihat keindahan daratan bukanlah sebuah mimipi lagi.
Minggu, 05 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar